SEJARAH


1.           A. Periode Awal (perintisan)
KH. Abdullah Syakur adalah salah satu tokoh masyarakat desa Kedungjati, Kec. Bukateja, Kab. Purbalingga, berupaya mendirikan masjid diatas tanah seluas 840 m2 wakaf dari KH. Nachrowi.
Sebagaimana lazimnya, masjid digunakan sebagai kegiatan agama Islam seperti shalat jamaah, shalat Jum’at dan pengajian anak pada ba’da maghrib.
Pada tahun 1989 didirikan Madrasah Diniyyah dengan nama Madrasah Diniyyah Al Amiriyah yang dipimpin oleh KH. Abror Mushodiq.
Pada awal berdirinya, Madrasah Diniyyah ini telah mendapatkan sambutan masyarakat dengan dukungan santri mencapai 150 anak/santri, yang kesemuanya berdomisili di lingkungan sekitar masjid.
2.               B.  Periode Pengembangan
Dengan adanya Madrasah Diniyyah tersebut, maka banyak siswa dari luar desa Kedungjati yang mengikuti pendidikan di Madrasah Diniyyah tersebut dan bermukim di rumah KH. Abror Mushodiq, sehingga di luar kegiatan diniyyah mereka diajarkan kajian kitab-kitab keagamaan model pondok pesantren. Jumlah siswa/santri yang menetap pada saat itu 7 santri kemudian lambat laun berkembang menjadi 25 santri.
Maka pada tanggal 4 Januari 1991 diresmikan berdirinya Pondok pesantren dengan diberi nama Darunnajah dan dipimpin oleh KH. Abror Mushodiq.
Pada tahun 1996 nama Darunnajah diubah menjadi Darul Abror ini dikarenakan pengasuh mendapatkan anjuran dari guru beliau yakni KH. Muhtar Syafa’at Abdul Ghofur dengan harapan dapat menjadikan pondok tersebut menjadi bertambah berkah, manfaat bagi agama, bangsa dan negara.
Seiring dengan usia pondok Pesantren Darul Abror yang semakin bertambah serta tuntutan jaman maka pada tanggal 1 Oktober 2003, dengan izin dari pihak pengasuh maka pengurus Pondok mendaftarkan pondok tersebut ke petugas akta notaris kabupaten Purbalingga yakni Bp. Heri Prastowo Wisnu Widodo, S.H. untuk diresmikan sebagai lembaga yang berbentuk yayasan dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Putra Putri Darul Abror.

Tidak ada komentar: